John Kenedy Azis, sosok pemimpin yang pulang kampung atas nama cinta pada ranah bundo. Rasa cinta itu pula yang memanggilnya untuk menotalitaskan pikiran,tenaga, waktu bahkan materi demi memajukan kampung halamannya; kabupaten Padangpariaman yang kusayang !
John Kenedy Aziz dalam akronim JKA adalah tipikal politikus yang berbasis kepada hati nurani.
Ia—bupati Padangpariaman yang berlatar belakang pengacara dan praktisi hukum bisnis Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014–2019 dan periode 2019–2024 dari Partai Golongan Karya (Golkar) untuk daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat II .
Nak rang Sungaigeringging yang kini sedang menyiapkan diri untuk menghadapi sidang terbuka promosi doktor ini adalah sosok rendah hati, tegas, disiplin dan peduli pada ruang pembangunan pendidikan, sosial, budaya, pertanian, lingkungan dan kemanusiaan serta kepariwisataan.
Awal waktu menjadi bupati, ia diperhadapkan pada kondisi keuangan negara yang sulit dan APBD yang tipis. Sebelum menjadi bupati, ia sudah tahu tentang berbagai kondisi sulit yang akan dihadapi. Namun, itu tak memundurkan niat dan itikad baiknya dalam membawa Padangpariaman menjadi kabupaten yang kreatif dan terkemuka.
Ia juga tak pernah gagap, terdiam, terduduk, tertakur ketika Presiden Prabowo menetapkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
“ Tak perlu mencari-cari alasan. Efisiensi anggaran jangan jadikan alasan untuk tidak menciptakan ruang pembangunan. Di balik kesulitan ada makna kemudahan. Ini adalah tantangan. Kita harus terus berikhtiar mengubah kesulitan menjadi peluang. Tak ada keberhasilan yang diraih dengan mudah. Keberhasilan harus dicapai dengan kerja keras dan kerja cerdas. Kuncinya, hati yang ikhlas”, ujar John Kennedy Aziz dalam suatu perbincangan dengan Pinto Janir dari media ini di Jakarta ,Senin siang 7 Juli 2025.
"Efisiensi anggaran bukan badai yang mematahkan harapan pembangunan, tapi adalah tantangan untuk menciptakan peluang. Kita perlu lebih kreatif dan inovatif di ruang keikhlasan hidup untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat semua", ucap JKA yang dikenal dengan pemimpin yang sangat menghargai gagasan.
" Pak JKA itu bupati yang meneduhkan hati . Beliau sosok yang mau menyimak dan menghargai pendapat bawahan. Pak JKA menciptakan kenyamanan di hati kita untuk bekerja ", kata salah seorang ASN di Padangpariaman.
" Mohon jangan tulis nama ambo. Nanti kesannyo ambo mahambiak mungko. Saya tahu persis, Pak Bupati kita tidak suka dengan orang penjilat. Saya bangga memiliki Bupati yang objektif, smart dan merakyat", ujarnya.
Lalu, apa yang dilakukan JKA begitu ia dilantik jadi Bupati?
Ia merangkul semua pihak. Biduak lalu kiambang batauik. Tak ada istilah ini orang JKA, ini bukan. Tak ada itu.
" Yang ada adalah mari kita bersama sama membangun Padangpariaman",ucapnya .
" Saya menjadi bupati bukan bupati untuk golongan tertentu, kawan tertentu, masyarakat tertentu, nagari tertentu. Bukan begitu. Begitu rakyat memberikan amanah kepada kami, maka kami adalah bupati untuk semua. Kami tegak lurus pada keadilan dan kebersamaan. Kita yakin, dek basamo mangko manjadi", ujar JKA yang memang dikenal sebagai sosok yang pandai berkawan dalam bahasa tubuh kerakyatan.
Ia ajak seluruh komponen masyarakat untuk bergerak bersama-sama membangun nagari.
“Kepada ASN mari kita ciptakan paradigma baru, yakni ASN Padangpariaman yang menjadi inspirasi bagi orang banyak. Bagi saya, abdi negara sejati adalah abdi negara yang tak saja mengabdi di jam jam kerja, namun juga mengabdi dan bermakna bagi lingkungannya. Abdi negara sejati adalah insan yang juga menjadi aktivis sosial di tengah kehidupan lingkungannya”,ajak JKA. (Bersambung)