SUARA SUMBAR | JAKARTA — Empat warga negara Indonesia yang sebelumnya bekerja dalam kondisi memprihatinkan di sektor online scam berhasil dipulangkan ke Tanah Air oleh Kementerian Luar Negeri dan KBRI Phnom Penh. Mereka yang berinisial AW, IR, NN, dan AP tergolong kelompok rentan dan dalam kondisi kesehatan yang menurun, tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 23 Mei 2025.
Kasus IR sempat memicu perhatian publik setelah ia melaporkan bahwa dirinya menjadi korban pengambilan organ secara paksa oleh perusahaan tempatnya bekerja. Namun setelah dilakukan klarifikasi mendalam, terungkap bahwa yang bersangkutan telah secara sukarela mendonorkan ginjalnya pada 2022 dan menerima kompensasi senilai Rp135 juta.
Meski demikian, mengingat kondisi kesehatan IR yang menurun pasca pengalaman tersebut, KBRI Phnom Penh segera mengoordinasikan proses pemulangannya ke Indonesia. Langkah ini dilakukan seiring dengan penerbitan dokumen perjalanan dan kerjasama dari otoritas setempat.
Kasus lain menimpa NN yang datang ke KBRI dalam keadaan linglung dan sangat lemah fisik. Setelah dirawat di RS Khmer Soviet, ia didiagnosa mengidap HIV serta infeksi paru-paru, yang membuatnya tidak memungkinkan untuk terus bertahan di negara tersebut tanpa perawatan yang layak.
Segera setelah dinyatakan layak untuk terbang, NN pun dipulangkan untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan di Indonesia. Pemerintah menekankan pentingnya keselamatan dan kesehatan setiap warga negara yang berada di luar negeri, terutama bagi kelompok rentan.
Sementara itu, AW ditemukan oleh kepolisian Kamboja dalam keadaan depresi berat dan tampak tidak mengenali situasi sekitarnya. Setelah diketahui bahwa ia bekerja di perusahaan online scam, KBRI mengambil langkah cepat untuk melakukan penjemputan dan pemulangan demi menjaga keselamatan mental dan fisiknya.
Kasus serupa juga dialami oleh AP, WNI yang dideportasi dari perbatasan Kamboja-Vietnam dan ditemukan terlantar di bandara Ho Chi Minh City. Ia juga dilaporkan mengidap HIV dan gangguan paru-paru, yang membuatnya tak lagi mampu bekerja dan ditinggalkan begitu saja oleh perusahaan scam tempatnya bekerja.
Pemulangan ini tidak terlepas dari kolaborasi lintas lembaga serta bantuan masyarakat yang turut memberikan informasi dan dukungan moral. Anggota DPR RI Surya Utama turut hadir secara langsung untuk memastikan proses repatriasi berjalan dengan aman dan manusiawi.
Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa negara akan selalu hadir dalam situasi darurat yang dihadapi warganya di luar negeri. Dalam kesempatan penyerahan para WNI ke pihak keluarga, perwakilan kementerian menyampaikan bahwa negara tidak akan diam terhadap praktik eksploitasi tenaga kerja seperti yang terjadi di kasus ini.
Pemerintah juga kembali mengimbau masyarakat agar tidak tergoda oleh tawaran kerja di luar negeri yang mencurigakan, apalagi tanpa proses yang resmi dan legal. Setiap warga negara diharapkan lebih berhati-hati dan memverifikasi semua informasi kerja luar negeri melalui jalur yang sah agar tidak terjebak dalam praktik eksploitasi digital.
Dengan tegas, pemerintah juga mendorong tindakan hukum terhadap perusahaan-perusahaan scam online yang telah menelantarkan dan mengeksploitasi para pekerja migran. Pemulangan ini menjadi bukti bahwa negara hadir dan bertindak nyata ketika warga negara menghadapi ancaman di luar negeri.