Seorang pria gagah berani tampil dengan segala kekurangan yang dia miliki, tersepoi-sepoi oleh layunan angin malam yang membersamai. Kala ada itu ada peristiwa yang sangat mengguncangkan hatinya, terlihat seperti barang tua yang sibuk mencari pusat cahaya ditengah kegelapan yang sangat menakutkan. Kelihangan sosok kakak yang sangat dia cintai sekaligus menjadi panuntan disetiap dia melangkah untuk terus maju kedepan.
Kala itu dia merasakan rasa kaku yang begitu sangat amat mencekam, tidak tahu arah kemana dia harus melangkah. Lunglai seperti bunga mawar yang takkan pernah bisa mekar lagi, setiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan, yang datang akan pergi dan yang pergi tidak akan kembali, setiap yang bernyawa pasti akan bertemu dengan ilahi. Sosok yang selalu dia hormati harus kembali kepangkuan ilahi, tidak seutas kata yang bisa dia keluarkan dari hidupnya, hanya berteman dengan yang bisa dia rasakan.
Setiap hari harus melawan kenyataan pahit yang dia terima, lika-liku perjalanan yang dia rasakan, begitu berat yang dia coba lewati. Mencoba untuk bisa menerima keadaan, sampai suatu ketika dimana ada suatu peristiwa yang dia rasakan, menggelegar seluruh jiwa karena peristiwa itu yang dinantikan adalah sebagai hadiah untuk seseorang yang sangat dicintainya.
Namun tuhan berkata lain, dia yang seharusnya bersama keluarganya harus sirna karena kehilangan sosok kakaknya. Hari demi hari dia lalui sendiri, tanpa sosok seorang kakak yang sangat berharga didalam hidupnya, seperti air jernih yang tak bisa dilihat kejernihannya, berjuang dengan takdir yang telah ditentukan tuhan.
Sekarang dia merasakan bagaimana realita kejamnya isinya dunia, pasca strata satunya dan menghadapi kehidupan yang sebenarnya, tidak seindah yang difikirkan. Setelah menamatkan studinya dengan selembar kertas yang telah diperolehnya, namun belum tampak sebuah titik terang untuk mengurangi beban yang dipikulnya. Setiap perjalan bertemu dengan hal baru yang ditemuinya, namun hasilnya tetap sama.
Perjalanan panjang yang harus diselesaikan dengan cepat, menikmati kesendirian yang selalu menghantui dan tidak ada tempat untuk saling berbagi. Namun tekad akan bangkin untuk merubah segala masa lalu yang sangat suram, pertanyaan demi pertanyaan sangat tajam selalu dia dengan ditengah kehidupannya yang begitu suram tanpa ada kejelasan yang mampu dia berikan. Tuhan tidak pernah salah dalam memberikan sebuah beban kepadanya, dia hanya bisa pasrah dengan takdir yang dia lalui, dengan memohon permintaan tanpa henti dia lakukan. Lantas haruskah dia bertahan dengan semua yang selalu dijalaninya ? luka dan derita yang dia rasakan, jatuh bangkit yang harus dia taklukkan meskipun penuh dengan rintangan dia tetap bertahan ditengah banyak permasalahan.
Sering mencoba untuk bangkit namun selalu gagal, mencoba berubah kearah yang lebih baik namun hasilnya masih sama, belum menemukan jawaban dan masih tetap menjadi seorang pengangguran. Dengan keterbatasan yang dia miliki, dia selalu tertawa ditengah orang lain sudah tertawa dengan kehidupannya yang sangat bahagia. Lalu dia mengatakan kepada seorang sahabat yang selalu menemaninya untuk tetap bisa bertahan, apakah saya pantas untuk menjadi lebih baik dari hari ini? temannya menjawab dengan singkat, gerimis hari ini belum sebesar badai sebelumnya yang pernah kamu lalui. Dengan kata demikian timbul semangat kembali untuk bangkit dari masa suram yang sangat amat menyeramkan.
Hari ini seorang anak yang pernah berfikir dia adalah orang gagal, mencoba selalu untuk menjadi yang terbaik, mencoba menjawab rintangan yang ada, selalu berjuang walaupun hasilnya belum ada. Seseorang pernah berkata kepadanya apakah tuhan pernah sia-sia untuk menguji mahkluknya ? saya rasa tidak. Mendengar hal itu dia terus bangkit dengan selembar kertas yang dia bawanya, melewati badai tanpa henti. Dia selalu berdoa kepada tuhan agar tuhan memberikan yang terbaik untuknya. Diumur yang masih muda harus berteman dengan gelapnya malam, dan setiap hari selalu begitu yang dia rasakan.
Berjuanglah kawan kamu tidak lemah dan pasti bisa keluar dari labirin yang berujung ini, terkadang dalam lamunannya yang sangat panjang dia pernah meragukan aka nada atau tidaknya tuhan, namun setiap dia ragu maka makin berat permasalahan yang dia lalui. Suatu ketika dia bangun tidur disubuh hari, setelah renungan panjang dia mencoba kembali mencoba berdamai dengan dirinya dan kembali berdoa kepada tuhan dengan penih tangisan dia mengatakan saya tidak kuat dengan cobaan yang engkau berikan. Permudahkan jalan ini dan berikan saya yang terbaik serta kekuatan agar bisa keluar dari kegegelapan yang sangat menyeramkan ini.
Hari ini, anak itu masih berusaha bangkit ditengah terpuruknya perasaan yang dia rasakan. Tetaplah berjuang meskipun hari ini tuhan belum memberimu jawaban. Gemelut pemikiran yang engkau tangisi akan berakhir ketika semua telah selesai kamu lalui.
Kini berteman dengan sepi adalah jawaban yang harus dia selesaikan, persoalan keberlanjutan kehiduoan yang harus dia selesaikan. Tidaklah mudah, apalagi dia juga terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, maka dengan tekad akan menakklukkan kejamnya isi dunia, dia hari ini menyerahkan seluruh keresahan yang dialaminya kepada tuhan pemilik alam semesta. Sekarang dia sadar Nahkoda hebat pasti tidak akan bisa membawa kapal dilautan yang tenang.
Berjuanglah meskipun apa yang engkau perjuangkan belum menghasilkan hasil yang lebih baik. Tetapi proses ini akan menjadi catatan sejarah yang akan dia ceritakan suatu saat nantik agar bisa menjadi yang lebih baik.
Dunia yang penuh dengan teka-teki, entah kapan ini akan berakhir. Yang terlintas dalam pemikirannya adalah bagaimana kejamnya dunia ini harus bisa untuk ditaklukkan. Berjualah semaksimal mungkin, ibarat seorang kesatria bertempurlah sehancur-hancurnya.
//BIMA IBNU FALAHK